Wanita Lebih Berisiko Terkena Penyakit Ginjal Kronis

Rabu, 07 Maret 2018 - 13:49 WIB
Wanita Lebih Berisiko Terkena Penyakit Ginjal Kronis
Wanita Lebih Berisiko Terkena Penyakit Ginjal Kronis
A A A
JAKARTA - Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia dengan komplikasi gagal ginjal dan kematian dini. Hingga saat ini, PGK menjadi penyebab kematian tertinggi ke-8 pada perempuan yang mencapai hampir 600.000 kematian setiap tahunnya dengan lebih banyak dialami perempuan dibandingkan laki-laki.

Beberapa penelitian menunjukkan, rata-rata pravelensi PGK sebesar 14% pada perempuan dan 12% pada laki-laki. Sayangnya, sebagian besar pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal tidak menunjukkan gejala hingga kehilangan fungsi ginjal mencapai 90%. Akibatnya, banyak pasien baru mencari pertolongan kesehatan saat berada di stadium akhir penyakit ginjal yang memerlukan dialisis ataupun transplantasi ginjal.

"Banyak kondisi kesehatan pada perempuan yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya PGK. Antara lain perempuan lebih banyak terkena lupus, suatu penyakit autoimun yang dapat menyerang ginjal, risiko menderita pre-eklampsia dan eklampsia selama kehamilan," ujar Ketua Pengurus Besar PERNEFI dan Ketua Divisi Ginjal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr. Aida Lydia, PhD saat acara Ginjal & Kesehatan Perempuan di Artotel, Jakarta, Rabu (7/3/2018).

Tingginya kejadian infeksi saluran kemih pada perempuan akibat struktur anatomi saluran kemih perempuan yang lebih pendek dibandingkan laki-laki serta tingginya kejadian penyakit akibat kanker servis juga seringkali mengakibatkan gangguan fungsi ginjal. Kondisi ini diperparah dengan 50% populasi di dunia adalah perempuan sehingga kondisi ini tidak bisa diabaikan.

"Ada tiga alasan utama kondisi tersebut. Perjalanan PGK yang lebih lambat pada perempuan, hambatan psiko-sosioekonomi seperti rendahnya kesadaran anak penyakit ginjal yang mengakibatkan keterlambatan ataupun tidak dimulainya dialisis serta akses kesehatan yang tidak merata," tambahnya.

Karena itu, International Society of Nephrology (ISN) dan International Federation of Kidney Foundations (IFKF) mengusung tema Ginjal dan Kesehatan Perempuan pada Hari Ginjal Sedunia pada Kamis (8/3/2018). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman akan tingginya risiko gangguan ginjal pada perempuan dan mencegah beban kesehatan akibat penyakit ginjal.

"Data internasional menunjukkan sekitar 195 juta perempuan di seluruh dunia menderita penyakit ginjal kronik dengan 600.000 kematian setiap tahunnya. Di Indonesia, pasien yang menjalani dialisis atau cuci darah sekitar 43,6% adalah perempuan," tutur dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7116 seconds (0.1#10.140)